BAB I
PENDAHULUAN
Masa
nifas adalah suatu masa dimana tubuh menyesuaikan baik fisik maupun psikologis
terhadap proses melahirkan yang lamanya kurang lebih 6 minggu. Selain itu,
pengertian masa nifas adalah masa mulainya persalinan sampai pulihnya alat-alat
dan anggota badan yang berhubungan dengan kehamilan / persalinan. Periode masa
nifas (puerperium) adalah periode waktu selama 6-8 minggu setelah persalinan.
Proses ini dimulai setelah selesainya persalinan dan berakhir setelah alat-alat
reproduksi kembali seperti keadaan sebelum hamil sebagai akibat dari adanya
perubahan fisiologi dan psikologi karena proses persalinan.
Sistem
endokrin terdiri dari sekelompok organ (kadang disebut sebagai kelenjar sekresi
internal), yang fungsi utamanya adalah menghasilkan dan melepaskan
hormon-hormon secara langsung ke dalam aliran darah. hormon berperan sebagai
pembawa pesan untuk mengkoordinasikan kegiatan berbagai organ tubuh.
Organ
utama dari sistem endokrin adalah :
2.
Kelenjar hipofise
3.
Kelenjar tiroid
4.
Kelenjar paratiroid
5.
Pulau-pulau Pankreas
6.
Kelenjar adrenal
7.
Buah zakar
8.
Indung telur
BAB II
PEMBAHASAN
PERUBAHAN SISTEM ENDOKRIN
PADA IBU NIFAS
A.
PENGERTIAN
NIFAS
Masa nifas adalah suatu masa dimana tubuh menyesuaikan
baik fisik maupun psikologis terhadap proses melahirkan yang lamanya kurang
lebih 6 minggu. Selain itu, pengertian masa nifas adalah masa mulainya
persalinan sampai pulihnya alat-alat dan anggota badan yang berhubungan dengan
kehamilan / persalinan. (Ahmad Ramli, 1989)
B.
PENGERTIAN SISTEM ENDOKRIN
Sistem
endokrin terdiri dari sekelompok organ (kadang disebut sebagai kelenjar sekresi
internal), yang fungsi utamanya adalah menghasilkan dan melepaskan
hormon-hormon secara langsung ke dalam aliran darah. Hormon berperan sebagai
pembawa pesan untuk mengkoordinasikan kegiatan berbagai organ tubuh. Beberapa
dari organ endokrin ada yang menghasilkan satu macam hormon disamping itu juga
ada yang menghasilkan lebih dari satu macam hormon misalnya kelenjar hipofise
sebagai pengatur kelenjar yang lain.
Organ
utama dari sistem endokrin adalah :
1. Hipotalamus
2. Kelenjar
hipofise
3. Kelenjar
tiroid
4. Kelenjar
paratiroid
5. Pulau-pulau
pancreas
6. Kelenjar
adrenal
7. Skrotum
8. Indung
telur
Selama
kehamilan, plasenta juga bertindak sebagai suatu kelenjar endokrin.
Hipotalamus melepaskan sejumlah hormon yang merangsang hipofisa, beberapa diantaranya memicu pelepasan hormon hipofisa dan yang lainnya menekan pelepasan hormon hipofisa. Kelenjar hipofisa disebut kelenjar penguasa karena hipofisa mengkoordinasikan berbagai fungsi dari kelenjar endokrin lainnya. Beberapa hormon hipofisa memiliki efek langsung, beberapa lainnya secara sederhana mengendalikan kecepatan pelepasan hormon oleh organ lainnya. Hipofisa mengendalikan kecepatan pelepasan hormonnya sendiri melalui mekanisme umpan balik, dimana kadar hormon endokrin lainnya dalam darah memberikan sinyal kepada hipofisa untuk memperlambat atau mempercepat pelepasan hormonnya.
Hipotalamus melepaskan sejumlah hormon yang merangsang hipofisa, beberapa diantaranya memicu pelepasan hormon hipofisa dan yang lainnya menekan pelepasan hormon hipofisa. Kelenjar hipofisa disebut kelenjar penguasa karena hipofisa mengkoordinasikan berbagai fungsi dari kelenjar endokrin lainnya. Beberapa hormon hipofisa memiliki efek langsung, beberapa lainnya secara sederhana mengendalikan kecepatan pelepasan hormon oleh organ lainnya. Hipofisa mengendalikan kecepatan pelepasan hormonnya sendiri melalui mekanisme umpan balik, dimana kadar hormon endokrin lainnya dalam darah memberikan sinyal kepada hipofisa untuk memperlambat atau mempercepat pelepasan hormonnya.
Tidak
semua kelenjar endokrin berada dibawah kendali hipofisa;
beberapa diantaranya memberikan respon, baik langsung maupun tidak langsung, terhadap konsentrasi zat-zat di dalam darah. Sel-sel penghasil insulin pada pankreas memberikan respon terhadap gula dan asam lemak, sel-sel paratiroid memberikan respon terhadap kalsium dan fosfat medulla adrenal (bagian dari kelenjar adrenal) memberikan respon terhadap perangsangan langsung dari sistem saraf parasimpatis. Banyak organ yang melepaskan hormon atau zat yang mirip hormon, tetapi biasanya tidak disebut sebagai bagian dari sistem endokrin. Beberapa organ ini menghasilkan zat-zat yang hanya beraksi di tempat pelepasannya, sedangkan yang lainnya tidak melepaskan produknya ke dalam aliran darah. Contohnya, otak menghasilkan berbagai hormon yang efeknya terutama terbatas pada sistem saraf.
beberapa diantaranya memberikan respon, baik langsung maupun tidak langsung, terhadap konsentrasi zat-zat di dalam darah. Sel-sel penghasil insulin pada pankreas memberikan respon terhadap gula dan asam lemak, sel-sel paratiroid memberikan respon terhadap kalsium dan fosfat medulla adrenal (bagian dari kelenjar adrenal) memberikan respon terhadap perangsangan langsung dari sistem saraf parasimpatis. Banyak organ yang melepaskan hormon atau zat yang mirip hormon, tetapi biasanya tidak disebut sebagai bagian dari sistem endokrin. Beberapa organ ini menghasilkan zat-zat yang hanya beraksi di tempat pelepasannya, sedangkan yang lainnya tidak melepaskan produknya ke dalam aliran darah. Contohnya, otak menghasilkan berbagai hormon yang efeknya terutama terbatas pada sistem saraf.
1.
HORMON
Hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah
dari suatu kelenjar atau organ, yang mempengaruhi kegiatan di dalam sel-sel.
Sebagian besar hormon merupakan protein yang terdiri dari rantai asam amino
dengan panjang yang berbeda-beda. Sisanya merupakan steroid, yaitu zat lemak
yang merupakan derivat dari kolesterol. Hormon dalam jumlah yang sangat kecil
bisa memicu respon tubuh yang sangat luas. Hormon terikat kepada reseptor di
permukaan sel atau di dalam sel. Ikatan antara hormon dan reseptor akan
mempercepat, memperlambat atau merubah fungsi sel. Pada akhirnya hormon
mengendalikan fungsi dari organ secara keseluruhan. Hormon mengendalikan
pertumbuhan dan perkembangan, perkembangbiakan dan ciri-ciri seksual. Hormon
mempengaruhi cara tubuh dalam menggunakan dan menyimpan energi. Hormon juga
mengendalikan volume cairan dan kadar air dan garam di dalam darah.
Beberapa hormon hanya mempengaruhi 1 atau 2 organ, sedangkan hormon yang lainnya mempengaruhi seluruh tubuh. Misalnya, TSH dihasilkan oleh kelenjar hipofisa dan hanya mempengaruhi kelenjar tiroid. Sedangkan hormon tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid, tetapi hormon ini mempengaruhi sel-sel di seluruh tubuh. Insulin dihasilkan oleh sel-sel pankreas dan mempengaruhi metabolisme gula, protein serta lemak di seluruh tubuh.
Beberapa hormon hanya mempengaruhi 1 atau 2 organ, sedangkan hormon yang lainnya mempengaruhi seluruh tubuh. Misalnya, TSH dihasilkan oleh kelenjar hipofisa dan hanya mempengaruhi kelenjar tiroid. Sedangkan hormon tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid, tetapi hormon ini mempengaruhi sel-sel di seluruh tubuh. Insulin dihasilkan oleh sel-sel pankreas dan mempengaruhi metabolisme gula, protein serta lemak di seluruh tubuh.
2. PENGENDALIAN
ENDOKRIN
Jika
kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar hormon di dalam darah
bisa menjadi tinggi atau rendah, sehingga mengganggu fungsi tubuh.
Untuk mengendalikan fungsi endokrin, maka pelepasan setiap hormon harus diatur dalam batas-batas yang tepat. Tubuh perlu merasakan dari waktu ke waktu apakah diperlukan lebih banyak atau lebih sedikit hormon. Hipotalamus dan kelenjar hipofisa melepaskan hormonnya jika merasakan bahwa kadar hormon lainnya yang di kontrol terlalu tinggi atau terlalu rendah. Hormon hipofisa lalu masuk ke dalam aliran darah untuk merangsang aktivitas di kelenjar target. Jika kadar hormon kelenjar target dalam darah mencukupi, maka hipotalamus dan kelenjar hipofisa mengetahui bahwa tidak diperlukan perangsangan lagi dan akhirnya berhenti melepaskan hormon. Sistem umpan balik ini mengatur semua kelenjar yang berada di bawah kendali hipofisa.
Untuk mengendalikan fungsi endokrin, maka pelepasan setiap hormon harus diatur dalam batas-batas yang tepat. Tubuh perlu merasakan dari waktu ke waktu apakah diperlukan lebih banyak atau lebih sedikit hormon. Hipotalamus dan kelenjar hipofisa melepaskan hormonnya jika merasakan bahwa kadar hormon lainnya yang di kontrol terlalu tinggi atau terlalu rendah. Hormon hipofisa lalu masuk ke dalam aliran darah untuk merangsang aktivitas di kelenjar target. Jika kadar hormon kelenjar target dalam darah mencukupi, maka hipotalamus dan kelenjar hipofisa mengetahui bahwa tidak diperlukan perangsangan lagi dan akhirnya berhenti melepaskan hormon. Sistem umpan balik ini mengatur semua kelenjar yang berada di bawah kendali hipofisa.
Hormon
tertentu yang berada dibawah kendali hipofisa memiliki fungsi yang memiliki
jadwal tertentu. Misalnya, suatu siklus menstruasi wanita melibatkan
peningkatan sekresi LH dan FSH oleh kelenjar hipofisa setiap bulannya. Hormon
estrogen dan progesteron pada indung telur juga kadarnya mengalami turun-naik
setiap bulannya. Faktor-faktor lainnya juga merangsang pembentukan hormon.
Prolaktin (hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofisa) menyebabkan kelenjar
susu di payudara menghasilkan susu. Isapan bayi pada puting susu merangsang
hipofisa untuk menghasilkan lebih banyak prolaktin. Isapan bayi juga meningkatkan
pelepasan oksitosin yang menyebabkan mengkerutnya saluran susu sehingga susu
bisa dialirkan ke mulut bayi. Kelenjar semacam pulau pakreas dan kelenjar
paratiroid, tidak berada dibawah kendali hipofisa. Mereka memiliki sistem
sendiri untuk merasakan apakah tubuh memerlukan lebih banyak atau lebih sedikit
hormon. Misalnya kadar insulin meningkat segera setelah makan karena tubuh
harus mengolah gula dari makanan. Jika kadar insulin terlalu tinggi, kadar gula
darah akan turun sampai sangat rendah. Kadar hormon lainnya bervariasi
berdasarkan alasan yang kurang jelas. Kadar kortikosteroid dan hormon
pertumbuhan tertinggi ditemukan pada pagi hari dan terendah pada senja hari.
Alasan terjadinya hal ini belum sepenuhnya dimengerti.
Gbr.
Pancreas Gbr.
Paratiroid
Hormon yang menghasilkan fungsi aldosteron
kelenjar adrenal membantu mengatur keseimbangan garam dan air dengan cara
menahan garam dan air serta membuang kalium. Hormon antidiuretik kelenjar
hifosa menyebabkan ginjal menahan air bersama dengan aldosteron, membantu
mengendalikan tekanan darah. Kortikosteroid Kelenjar adrenal
Memiliki efek yg luas di seluruh tubuh, terutama sebagai:
ü Anti
peradangan
ü Mempertahankan
kadar gula darah, tekanan darah & kekuatan otot
ü Membantu
mengendalikan keseimbangan garam dan air. kortikotropin kelenjar hipofisa
mengendalikan pembentukan dan pelepasan hormon oleh korteks adrenal.
Eritropoietin Ginjal
merangsang pembentukan sel darah merah. Estrogen indung telur mengendalikan
perkembangan ciri seksual dan sistem reproduksi wanita. Glukagon Pankreas
Meningkatkan kadar gula darah. Hormon pertumbuhan Kelenjar hipofisa
Mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan.
ü Meningkatkan
pembentukan protein insulin pankreas.
ü Menurunkan
kadar gula darah
ü Mempengaruhi
metabolisme glukosa, protein & lemak di seluruh tubuh.
ü Mengendalikan
fungsi reproduksi (pembentukan sperma & sementum, pematangan sel telur,
siklus menstruasi
ü Mengendalikan
ciri seksual pria & wanita (penyebaran rambut, pembentukan otot, tekstur
dan ketebalan kulit). Oksitosin Kelenjar hipofisa Menyebabkan kontraksi otot
rahim & saluran susu di payudara. Hormon paratiroid Kelenjar paratiroid
Mengendalikan pembentukan tulang
ü Mengendalikan
pelepasan kalsium dan fosfat. Progesteron Indung telur Mempersiapkan lapisan
rahim untuk penanaman sel telur yg telah dibuahi.
ü Mempersiapkan
kelenjar susu untuk menghasilkan susu
Polaktin Kelenjar hipofisa Memulai & mempertahankan pembentukan susu di kelenjar susu. Renin & angiotensin Ginjal Mengendalikan tekanan darah. Hormon tiroid Kelenjar tiroid Mengatur pertumbuhan, pematangan & kecepatan metabolism TSH (tyroid-stimulating hormone). Kelenjar hipofisa Merangsang pembentukan & pelepasan hormon oleh kelenjar tiroid
Polaktin Kelenjar hipofisa Memulai & mempertahankan pembentukan susu di kelenjar susu. Renin & angiotensin Ginjal Mengendalikan tekanan darah. Hormon tiroid Kelenjar tiroid Mengatur pertumbuhan, pematangan & kecepatan metabolism TSH (tyroid-stimulating hormone). Kelenjar hipofisa Merangsang pembentukan & pelepasan hormon oleh kelenjar tiroid
C.
PERUBAHAN SISTEM ENDOKRIN PADA IBU NIFAS
Setelah melahirkan, sistem
endokrin kembali kepada kondisi seperti sebelum hamil. Hormon kehamilan mulai
menurun segera setelah plasenta keluar. Turunnya estrogen dan progesteron
menyebabkan peningkatan prolaktin dan menstimulasi air susu. Perubahan
fisioligis yang terjadi pada wanita setelah melahirkan melibatkan perubahan
yang progresif atau pembentukan jaringan-jaringan baru. Selama proses kehamilan
dan persalinan terdapat perubahan pada sistem endokrin, terutama pada
hormon-hormon yang berperan dalam proses tersebut.
Hormon yang berperan dalam sistem endokrin sebagai berikut :
Hormon yang berperan dalam sistem endokrin sebagai berikut :
a. Oksitosin
Oksitosin disekresikan dari kelenjar otak bagian belakang. Selama tahap kala III persalinan, hormon oksitosin berperan dalam pelepasan plasenta dan mempertahankan kontraksi, sehingga mencegah pendarahan. Isapan bayi dapat merangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin yang dapat membantu uterus kembali kebentuk normal.
Oksitosin disekresikan dari kelenjar otak bagian belakang. Selama tahap kala III persalinan, hormon oksitosin berperan dalam pelepasan plasenta dan mempertahankan kontraksi, sehingga mencegah pendarahan. Isapan bayi dapat merangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin yang dapat membantu uterus kembali kebentuk normal.
b. Prolaktin
Menurunnya kadar estrogen menimbulkan terangsangnya kelenjar pituitari bagian belakang untuk mengeluarkan prolaktin. Hormon ini berperan dalam pembesaran payudara untuk merangsang produksi susu. Pada wanita yang menyusui bayinya, kadar prolaktin tetap tinggi dan pada permulaan ada rangsangan folikel dalam ovarium yang ditekan. Pada wanita yang tidak menyusui tingkat sirkulasi prolaktin menurun dalam 14 sampai 21 hari setelah persalinan, sehingga merangsang kelenjar bawah depan otak yang mengontrol ovarium kearah permulan pola produksi estrogen dan progesteron yang normal, pertumbuhan folikel ovulasi dan menstruasi.
Menurunnya kadar estrogen menimbulkan terangsangnya kelenjar pituitari bagian belakang untuk mengeluarkan prolaktin. Hormon ini berperan dalam pembesaran payudara untuk merangsang produksi susu. Pada wanita yang menyusui bayinya, kadar prolaktin tetap tinggi dan pada permulaan ada rangsangan folikel dalam ovarium yang ditekan. Pada wanita yang tidak menyusui tingkat sirkulasi prolaktin menurun dalam 14 sampai 21 hari setelah persalinan, sehingga merangsang kelenjar bawah depan otak yang mengontrol ovarium kearah permulan pola produksi estrogen dan progesteron yang normal, pertumbuhan folikel ovulasi dan menstruasi.
c. Estrogen dan
progesteron
Selama
hamil volume darah normal meningkat walaupun mekanismenya secara penuh belum
dimengerti. Diperkirakan bahwa tingkat estrogen yang tinggi memperbesar hormon
antidiuretik yang meningkatkan volume darah. Disamping itu, progesteron
mempengaruhi otot halus yang mengurangi perangsangan dan peningkatan pembuluh
darah yang sangat mempengaruhi saluran kemih, ginjal, usus, dinding vena, dasar
panggul, perineum dan vulva, serta vagina.
d. Hormon plasenta
Hormon
plasenta menurun dengan cepat setelah persalinan. Human chorionic gonadotropin
(HCG) menurun dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke 7
postpartum dan sebagai omset pemenuhan mammae pada hari ke 3 postpatum.
Penurunan hormone human plecenta lactogen (Hpl), estrogen dan kortiosol, serta
placenta enzyme insulinasi membalik efek diabetogenik kehamilan, sehingga kadar
gula darah menurun secara yang bermakna pada masa puerperium. Kadar estrogen
dan progesterone menurun secara mencolok setelah plasenta keluar, kadar
terendahnya di capai kira-kira satu minggu pacapartum. Penurunan kadar
ekstrogen berkaitan dengan pembekakan payudara dan dieresis ekstraseluler
berlebih yang terakumulasi selama masa hamil. Pada wanita yang tidak melahirkan
tidak menyusui kadar ekstrogen mulai meningkat pada minggu ke 2 setelah
melahirkan dan lebih tinggi dari pada wanita yang menyusui pada postpartum hari
ke 17.
e. Hormon
hipofisis dan fungsi ovarium
Waktu
mulainya ovulasi dan menstruasi pada wanita menyusui dan tidak menyusui
berbeda. Kadar proklatin serum yang tinggi pada wanita menyusui berperan dalam
menekan ovulasi karena kadar hormone FSH terbukti sama pada wanita menyusui dan
tidak menyusui, di simpulkan ovarium tidak berespon terhadap stimulasi FSH
ketika kadar prolaktin meningkat. Kadar prolaktin meningkat secara pogresif
sepanjang masa hamil.
Pada wanita menyusui kadar prolaktin tetap meningkat
sampai minggu ke 6 setelah melahirkan. Kadar prolaktin serum dipengaruhi oleh
kekerapan menyusui, lama setiap kali menyusui dan banyak makanan tambahan yang
diberikan. Untuk wanita yang menyusui dan tidak menyusui akan mempengaruhi
lamanya ia mendapatkan menstruasi. Sering kali menstruasi pertama itu bersifat
anovulasi yang dikarenakan rendahnya kadar estrogen dan progesteron. Di antara
wanita laktasi sekitar 15 % memperoleh menstruasi selama 6 minggu dan 45%
setelah 12 minggu dan 90% setelah 24 minggu. Untuk wanita laktasi 80%
menstruasi pertama anovulasi dan untuk wanita yang tidak laktasi 50% siklus
pertama anovulasi.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Selama proses kehamilan dan persalinan terdapat perubahan pada sistemendokrin. Hormon-hormon yang berperan pada proses tersebut, antara lain:
2.
Hormon prolaktin
4.
Hormon plasenta
5.
Hormon hifofisis dan fungsi ovarium
Hormon oksitosin disekresikan dari
kelenjar otak bagian
belakang, bekerja terhadap ototuterus dan
jaringan payudara. Selama
tahap ketiga persalinan, hormon oksitosin berperan dalam
pelepasan plasenta dan
mempertahankan kontraksi,
sehingga mencegah perdarahan.
Isapan bayi dapat
merangsang produksi ASI dan
sekresi oksitosin,
sehingga dapat membantuinvolusi uteri
2.
Hormon prolaktin
Hormon prolaktin darah meningkat dengan cepat, pada wanita tidak menyusui menurun dalam waktu 2
minggu. Hormon prolaktin berperan dalam
pembesaran payudara untuk
merangsang produksi susu. FSH dan LH meningkat pada fase konsentrasi folikuler
pada minggu ke-3, dan LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi.
Volume darah normal selama kehamilan,
akan meningkat. Hormon estrogen yang tinggi
memperbesar hormon anti
diuretik yang dapat meningkatkan volume darah. Sedangkanhormon progesteron mempengaruhi otot halus yang mengurangi perangsangan dan
peningkatanpembuluh darah.
Hal ini mempengaruhi saluran kemih, ginjal, usus, dinding vena, dasar panggul,perineum dan vulva serta vagina.
Pengeluaran plasenta menyebabkan
penurunan hormon yang
diproduksi oleh plasenta. Hormonplasenta menurun
dengan cepat pasca persalinan.
Penurunan hormon plasenta (human placental lactogen)
menyebabkan kadar gula darah menurun
pada masa nifas. Human Chorionic Gonadotropin (HCG)
menurun dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke-7 post partum dan sebagai onset
pemenuhan mamae pada hari ke-3 post partum.
5.
Hormon hipofisis dan fungsi ovarium
Hipofisis dan fungsi ovarium akan
mempengaruhi lamanya mendapatkan menstruasi padawanita yang menyusui maupun yang tidak menyusui. Pada wanita manyusui mendapatkanmenstruasi pada 6 minggu pasca melahirkan berkisar 16% dan 45%
setelah 12 minggu pasca melahirkan. Sedangkan pada wanita yang tidak menyusui, akan mendapatkan menstruasiberkisar 40% setelah 6
minggu pasca melahirkan dan
90% setelah 24 minggu.
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, dkk. 2005. Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.
Saleha,
Sitti.2009.Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika.
0 komentar:
Posting Komentar